MAKALAH
DASAR-DASAR ILMU
TANAH
JENIS TANAH
DI SUMATERA UTARA
O
L
E
H
AMAL FITRIA
1309008996
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah,
penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Guna
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dasar tentang Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Kumpulan jurnal ini disusun untuk
dijadikan sebagai patokan pembelajaran dalam menjaga kelestarian alam saat ini.
Rangkaian-rangkaian materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan diharapkan dapat
membantu para pembaca dapat mengklasifikasikan sumber daya alam, bagaimana menjaga
kelestarian alam dan lingkungan dengan baik, mengenali kerusakan lingkungan
hidup kita, serta mengetahui etika terhadap lingkungan. Dengan kata lain,
makalah ini dapat mengarahkan dan memberikan manfaat yang nyata bagi penulis
dan pembaca. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi penulis dan juga pembacanya.
Dengan selesainya jurnal ini
tentu tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari beberapa pihak, untuk itu
saya ucapkan terima kasih pada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu,
karena berkat mereka jurnal ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Penyusun sadar, bahwa dalam karya
tulis ini banyak sekali kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan yang semestinya
pada karya tulis ini sangat saya harapkan pada semua pihak yang berkenan
memperhatikan isi dan penulisannya .
Akhirnya saya berharap
mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya.
Medan, 14 Maret 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Judul makalah : Pengenalan Ordo Mamalia
2.
Tanggal makalah :
29 November 2013
3.
Tujuan makalah :
-
Untuk mengetahui sistem pernapasan pada hewan
mamalia.
-
Untuk mengetahui klasifikasi pada hewan mamalia.
-
Untuk mengetahui jumlah populasi pada hewan
mamalia.
4.
Bahan dan Alat :
4,1. Bahan :
-
Tikus sawa.
-
Hamster.
-
Kelinci.
2. Alat :
-
Pisau karter.
-
sarung tangan.
- Alkohol.
5.
Cara kerja :
- Terlebih dahulu ambil masing-masing bahan.
- Kemudian
berikan alkohol pada hewan mamalia tersebut.
- Kemudian
belah tenga pada badan hewan mamalia tersebut.
- Lalu amati
system pernafasan pada masing-masing hewan mamalia.
PEMBAHASAN
Inceptisol:
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
Inceptisol, salah
satu dari 12 perintah tanah di U. S. Taksonomi TanahInceptisols adalah.
Tanah asal yang relatif baru dan ditandai dengan hanya memiliki penampilan
terlemah dari cakrawala, Atau lapisan, yang diproduksi oleh faktor-faktor
tanah pembentuk Mereka adalah hampir 22 persen paling banyak di Bumi, menempati
semua lahan nonpolar benua. Setting geografis mereka sangat bervariasi,
dari. delta sungaiuntuk Dataran Tinggi Hutan untuk
Lingkungan tundra Sebagai contoh, mereka terjadi. di Lembah Mississippi, eropa
Tengah, Kawasan Amazon, India timur laut, Indonesia, Dan Alaska. Mereka
biasanya ditanami terangkan Artikel Baru Yang tepat Dari drainase atau erosi.
2.2 Tanah Inceptisol
Inceptisol adalah tanah muda dan
mulai berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang dianggap pembentukannya agak
lamban sebagai hasil alterasi bahan induk. Horizon-horizonnya tidak memperlihatkan
hasil hancuran ekstrem. Horizon timbunan liat dan besi aluminium oksida yang
jelas tidak ada pada golongan ini. Perkembangan profil golongan ini lebih
berkembang bila dibandingkan dengan entisol. Tanah-tanah yang dulunya
dikelaskan sebagai hutan coklat, andosol dan tanah coklat dapat dimasukkan ke
dalam Inceptisol. (Hardjowigeno, 1992).
Kebanyakan Inceptisol memiliki
kambik. Horizon B yang mengalami proses- proses genesis tanah seperti fisik,
biologi, kimia dan proses pelapukan mineral. Perubahan ini menjadi struktur
kubus. (Hakim, 1986).
Inceptisol mempunyai
karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih
dari setengah tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim
kemarau, satu atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan
selain karbonat atau silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir
berlempung dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation
fraksi lempung yang sedang sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah
tidak dapat diukur. Kisaran kadar C- organik dan kapasitas tukar tempat,
kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika. (Ali Kemas, 2005).
Tanah Inceptisol memiliki tekstur
kasar dengan kadar pasir 60 %, hanyamempunyai horizon yang banyak mengandung
sultat masam (catday), terdapat karatan. Tanah Inceptisol umumnya memiliki
horizon kambik. Horizon kambik merupakan indikasi lemah atau spodik.
(Hardjowigeno, 1992).
Inceptisol dapat berkembang dari
bahan induk batuan beku, sedimen,metamorf. Karena Inceptisol merupakan tanah
yang baru berkembang biasanyamempunyai tekstur yang beragam dari kasar hingga
halus, dalam hal ini dapattergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya.
Bentuk wilayah beragam dariberombak hingga bergunung. Kesuburan tanahnya
rendah, jeluk efektifnya beragam dari dari dangkal hingga dalam. Di
dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkan pada daerah-daerah lereng
curam solumnya tipis. Pada tanah berlereng cocok untuktanaman tahunan
atau untuk menjaga kelestarian tanah. (Munir, 1996).
ceptisol adalah tanah yang belum
matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan
tanah matang, dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Penggunaan
Inceptisol untuk pertanian atau nonpertanian adalah beraneka ragam. Daerah-daerah
yang berlereng curam atau hutan, rekreasi atau wildlife, yang berdrainase buruk
hanya untuk tanaman pertanian setelah drainase diperbaiki (Hardjowigeno, 1993).
Inceptisol yang banyak dijumpai
pada tanah sawah memerlukan masukan yang tinggi baik untuk masukan anorganik
(pemupukan berimbang N, P, dan K) maupun masukan organik (pencampuran sisa
panen kedalam tanah saat pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang atau pupuk
hijau) terutama bila tanah sawah dipersiapkan untuk tanaman palawija setelah
padi. Kisaran kadar C-Organik dan kapasitas tukar kation (KTK) dalam inceptisol
dapat terbentuk hampir di semua tampat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub
sampai tropika (Munir, 1996).
Inceptisol dapat dibedakan
berdasarkan great groupnya. Salah satu great group dari Inceptisol adalah
Tropaquepts. Tropaquepts adalah great group dari ordo tanah Inceptisol dengan
subordo Aquept yang memiliki regim suhu tanah isomesik atau lebih panas. Aquept
merupakan tanah-tanah yang mempunyai rasio natrium dapat tukar (ESP) sebesar 15
persen atau lebih (atau rasio adsorpsi natrium, (SAR) sebesar 13 persen atau
lebih pada setengah atau lebih volume tanah di dalam 50 cm dari permukaan tanah
mineral, penurunan nilai ESP (atau SAR) mengikuti peningkatan kedalaman yang
berada di bawah 50 cm, dan air tanah di dalam 100 cm dari permukaan tanah
mineral selama sebagian waktu dalam setahun (Soil survey staff, 1998).
1.
Andisols
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik. Termasuk tanah yang Subur,biasanya dimanfaatkan untuk persawahan terutama di pulau Jawa. Sementara untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung dan buah-buahan. Kendala pada tanah ini adalah terikatnya P pada mineral tanah sehingga tidak tersedia. Pemupukan P sangat diperlukan pada tanah ini lewat daun sehingga tidak terikat mineral liat tanah.
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik. Termasuk tanah yang Subur,biasanya dimanfaatkan untuk persawahan terutama di pulau Jawa. Sementara untuk tanaman lain seperti teh, tembakau, kopi, jagung dan buah-buahan. Kendala pada tanah ini adalah terikatnya P pada mineral tanah sehingga tidak tersedia. Pemupukan P sangat diperlukan pada tanah ini lewat daun sehingga tidak terikat mineral liat tanah.
2.
Inceptisols
Tanah ini sudah lebih berkembang dibandingkan dengan Entisols.Tanah Inceptisols menyebar paling luas dibandingkan jenis tanah lainnya, yaitu sekitar 70,5 juta ha atau sekitar 37,5% dari luas daratan Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai terutama di pulau-pulau besar seperti: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin K dan biasanya pH tanah sangat masam-agak masam. Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada memperkaya K dan menetralkan pH tanah.
Tanah ini sudah lebih berkembang dibandingkan dengan Entisols.Tanah Inceptisols menyebar paling luas dibandingkan jenis tanah lainnya, yaitu sekitar 70,5 juta ha atau sekitar 37,5% dari luas daratan Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai terutama di pulau-pulau besar seperti: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Yang perlu diperhatikan pada tanah ini adalah miskin K dan biasanya pH tanah sangat masam-agak masam. Pengelolaan untuk tanah ini lebih pada memperkaya K dan menetralkan pH tanah.
3.
Entisols
Merupakan jenis tanah yang paling muda, biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan sedimen. Di Indonesia tanah ini banyak terdapat di sekitar daerah gunung berapi, biasanya ditandai dengan dominasi pasir. Warnanya dominan kelabu dan biasanya lapis olahnya dangkal dan kadang sudah bertemu batuan di bawahnya. Keunggulan jenis tanah ini secara fisik adalah memiliki drainase dan aerasi yang baik. Kelemahan tanah ini adalah miskin bahan organik dan juga hara tanah khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis tanah ini sebaiknya perlu memperkaya bahan organiknya untuk memperbaiki struktur tanah yang porous dan juga sebagai sumber hara N. Disamping itu juga meminimalkan kehilangan hara karena sifat porous tanah ini.
Merupakan jenis tanah yang paling muda, biasanya berasal dari abu vulkan dan endapan sedimen. Di Indonesia tanah ini banyak terdapat di sekitar daerah gunung berapi, biasanya ditandai dengan dominasi pasir. Warnanya dominan kelabu dan biasanya lapis olahnya dangkal dan kadang sudah bertemu batuan di bawahnya. Keunggulan jenis tanah ini secara fisik adalah memiliki drainase dan aerasi yang baik. Kelemahan tanah ini adalah miskin bahan organik dan juga hara tanah khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis tanah ini sebaiknya perlu memperkaya bahan organiknya untuk memperbaiki struktur tanah yang porous dan juga sebagai sumber hara N. Disamping itu juga meminimalkan kehilangan hara karena sifat porous tanah ini.
4.
Ultisols
Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi lempung. Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Kendala tanah ini adalah selain bersifat masam juga miskin hara. Pengelolaan lebih diarahkan untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.
Tanah ini sering dikenal dengan PMK (Podsolik Merah Kuning). Memiliki lapisan akumulasi lempung. Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Kendala tanah ini adalah selain bersifat masam juga miskin hara. Pengelolaan lebih diarahkan untuk meningkatkan pH tanah dan pemupukan K dan P.
5.
Histosols
Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena hampir 80% merupakan lapisan seresah tanaman. Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang ekstrim, kelarutan Al dan Fe yang tinggi serta keberadaan pirit. Pengelolaan pada tanah ini lebih diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang dangkal dan bukan yang dalam. Juga pengolahan tanah yang mempertimbangkan kedalaman pirit, kesalahan dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya kemasaman ekstrim akibat oksidasi pirit. Serta upaya untuk menetralisir kemasaman tanah untuk menciptakan suasana ketersediaan hara.
Dikenal sebagai tanah organik (gambut), karena hampir 80% merupakan lapisan seresah tanaman. Kendala pada tanah ini adalah kemasaman yang ekstrim, kelarutan Al dan Fe yang tinggi serta keberadaan pirit. Pengelolaan pada tanah ini lebih diarahkan bagaimana memanfaatkan gambut yang dangkal dan bukan yang dalam. Juga pengolahan tanah yang mempertimbangkan kedalaman pirit, kesalahan dalam pengolahan tanah bisa berakibat munculnya kemasaman ekstrim akibat oksidasi pirit. Serta upaya untuk menetralisir kemasaman tanah untuk menciptakan suasana ketersediaan hara.
Proses Pembentukan Tanah – Proses pembentukan tanah diawali
dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses
pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap
ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah
(regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan
terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah,
proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Pembentukan tanah di bagi menjadi
empat tahap
Batuan yang tersingkap ke
permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan
hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik.
Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya
pelapukan kimiawi.
Setelah mengalami pelapukan,
bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan
sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan
batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
Pada tahap ke tiga ini batuan
mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di
lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
Di tahap yang terakhir tanah
menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
Ada beebrapa faktor yang
mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah. Faktor apa sajakah
itu?
Curah hujan dan sinar matahari
berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan
komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk
tanah adalah iklim. Hanya kedua faktor itukah yang memengaruhi pembentukan tanah?
Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu
organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang
memengaruhi proses pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah hujan.
1) Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap
proses pelapukan bahan induk. Apabila fluktuasi suhu tinggi, maka proses
pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah juga cepat.
2) Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh
terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang
cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
b. Organisme (Vegetasi, Jasad
Renik/Mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1) Membantu proses pelapukan baik
pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan
kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur yang larut oleh air.
2) Membantu proses pembentukan
humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan
ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
3) Pengaruh jenis vegetasi
terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang
seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan
warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena
banyak kandungan bahan organik yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa
rumput.
4) Kandungan unsur-unsur kimia
yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh,
jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang
relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara, derajat keasamannya
lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan
vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan
induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan
dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan
Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan
bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat pada tanah baru, misalnya
tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi.
Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat
pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca
akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula, akibatnya pencucian
asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang
berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk
tanah yang warnanya lebih merah.
d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan
memengaruhi:
1) Tebal atau Tipisnya Lapisan
Tanah

Sumber: www.geocities.ip Gambar
6.79 Tanah di pegunungan vulkan.

Sumber: www.asia.geocities.com
Gambar 6.80 Tanah di daerah pantai

Sumber: Pengenalan Bentang Alam,
halaman 130
Gambar 6.81 Tanah pada pegunungan
kapur.
Daerah yang memiliki topografi
miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan
daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
2) Sistem Drainase/Pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek
seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang
terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus-menerus. Oleh
karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral yang banyak mengandung
unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar
lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka
induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah
tua.
D. Sifat Kimia Tanah
Sistem tanah tersusun
oleh tiga fase yaitu padat, cairan, dan gas. Fase padat merupakan campuran
mineral dan bahan organik dan membentuk jaringan kerangka tanah. Fase cairan
yang juga disebut larutan tanah terdiri atas air dan zat-zat terlarut. Zat
terlerut ini kadang berupa garam bebas dan seringkali ion dari garam-garam
tersebut terikat pada lempung, bahan kolodial lainnya/zat organik terlarut. Fase
gas atau udara tanah merupakan campuran dari beberapa gas. Kandungan dan
komposisi udara tanah ditentukan oleh hubungan air tanah-tanaman (Tan, 1991).
Koloid tanah terdiri
atas liat dan bahan organic merupakan dasar dari terjadinya penyerapan
(absorbsi) dan pertukaran ion dalam tanah. Koloid liat terdiri atas mineral
liat kristalan dan amorf serta mineral liat bukan silikat. Sifat koloid liat
antara lain :
1. Berbentuk kristal
umumnya.
2. Mempunyai permukaan
yang luas karena itu relatif.
3. Bermuatan negatif
karena penyerap kation.
4. Juga ada bermuatan
posituf karena itu penyerap anion.
5. Menyerap dan
mempertukarkan ion, serta menyerap air.
6. Mudah mengalami
substitusi isomorfik sehingga bermuatan negative.
7. Merupakan suatu
garam yang bersifat masam (Bailey, 1986).
Kejenuhan basa tanah
berbeda-beda, tanah pada daerah kering umumnya jenuh dengan demikian akan
mempinyai lebih banyak ion H+ dan Al3+ daripada tanah kering. Antara prosentase
kejenuhan basa dan pH terdapat korelasi yang nyata. Menurunnya kejenuhan basa
karena
kalsium hilang (Soegiman, 1982).
Reaksi tanah berkisar
antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya
beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah
(Buckman, 1982).
Untuk dapat mengetahui
struktur tanah yang baik maka harus ada kadar kapur yang cukup didalam tanah.
Keadaan tanah ini dapat dicapai jika ion Ca menduduki 80 % dari semua kation
yang diikat komplek liat. Keadaan kapur yang baik adalah merupakan syarat yang
penting untuk membentuk struktur tanah. Pada tanah liat yang telah kehilangan
banyak kapur atau ditambah lumpur yang kekurangan kapur akan menyebabkan pH
menjadi turun, karena berubah menjadi masam (Soepardi, 1979).
Bahan organik tanah
adalah semua reaksi bukan mineral yang ditemukan sebagai komponen penyusun
tanah. Bahan organik merupakan sisa tumbuhan atau hewan seluruhnya yang telah
mengalami perombakan jasad renik hidup. Bahan organik ini terdapat dalam tanah
dengan jumlah relatif sedikit yaitu 3-5 dari berat bahan dalam top soil tanah
mineral yang mewakili, tetapi pengaruh terhadap sifat tanah dan kehidupan
tanaman sangat penting
(Darmawijaya, 1990).
Untuk mendapat stuktur
tanah yang baik maka harus ada kadar kapur yang cukup di dalam tanah. Keadaan
tanah ini dapat dicapai jika ion Ca menduduki 80% dari semua kation yang diikat
komplek liat. Keadaan kapur yang baik adalah merupakan syarat yang penting
untuk membentuk struktur tanah. Pada tanah liat yang telah kehilangan banyak kapur
atau ditambah lumpur yang kekurangan kapur akan menyebabkan pH menjadi turun,
karena berubah menjadi masam (Soepardi, 1979).
Penggunaan lahan
pertanian yang intensif secara langsung dapat mempercepat pelapukan bahan
organik. Berkurangnya bahan organik tanah dipercepat oleh tidak dikembalikannya
sisa hasil panen sebagai salah satu sumber bahan organik tanah. Bahan organik
sangat penting pada tanah pertanian sehingga perlu dipertahankan dan
ditingkatkan
secara teratur (Salwati dan Yardha, 1999).
E. Analisis Lengas
Tanah
Tanah adalah produk
transformasi mineral dan bahan organik yang terletak di permukaan sampai
kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor genetis lingkungan, yaitu bahan
induk, iklim, organisme hidup (mikroorganisme dan makroorganisme), topografi,
dan waktu yang sangat panjang. Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk
asalnya baik secara fisik, kimia, biologi, maupun morfologinya
(Rodriquez-Iturbe dan
Amilcar, 2004).
Bahan organik dalam
tanah dapat didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di dalam tanah
pada berbagai pelapukan dan terdir dari organisme yang masih hidup ataupun yang
sudah mati. Didalam tanah, bahan organik bisa berfungsi dan memperbaiki sifat
kimia, fisika, biologi tanah sehingga ada sebagian ahli menyatakan bahwa bahan
organik di dalam tanah memiliki fungsi yang tak tergantikan (Sutanto, 2005).
Tanah dengan kandungan
bahan organik tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah.
Kemampuan tanah untuk menyimpan air salah satunya air hujan menentukan juga
spesies apa yang tumbuh. Kadar lengas merupakan salah satu sifat fisika tanah
untuk mengetahui kemampuan penyerapan air dan ketersediaan hara pada setiap
jenis tanaman
(Anonim, 2007).
Tanah memiliki
kualitas yang berbeda disetiap wilayah. Pada tahun 1994 Soil Science Society of
America (SSSA) telah mendefinisikan kualitas tanah sebagai kemampuan tanah
untuk menampilkan fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem untuk
menopang produktivitas biologis, mempertahankan kualitas lingkungan, dan
meningkatkan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan (Agehara dan Wameke, 2005).
Kadar lengas tanah
sering disebut sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah.
Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau
persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3
jenis, yaitu:
a. Lengas tanah (soil
moisture) adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan.
b. Air tanah (soil
water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air.
c. Air tanah dalam
(ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam
(Handayani, 2009).
Beberapa faktor yang
memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan
bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah
baik organik maupun anorganik (Walker and Paul, 2002).
F. Analisis pH Tanah
pH tanah menunjukkan
derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam
larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH-
maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih
banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan
berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal
bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada
tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan
nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+
dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran,
terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadiaa terhambat.
(Anonim, 2005).
Hubungan konsentrasi
ion H+ dan ion OH- diperhitungkan dengan konsentrasi ion H+ dan dinyatakan
dengan istilah pH yaitu yang ekstrim dan yang biasa. Bagi tanah mineral dan
jarak antara 2 ekstrim mulai sekitar pH 3,5-10 atau lebih. Perbedaan pH di
daerah lembah, nilai terendah sedikit di bawah 5 sedang nilai tertinggi di atas
7 dan di daerah kering, nilai terendah di bawah 7 dan nilai tertinggi sampai
kira-kira 9 (Buckman, 1982).
Tanah latosol
sifat-sifat kimianya antara lain :
a. pH 4,5 – 5
b. Zat fosfat dalam
tanah laterit mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium sehingga sukar
dihisap oleh tanah
c. Kadar humusnya
mudah menurun karena iklim yang panas dan mudah luntur. Kadar zat kapurnya
lambat laun menurun sehingga tanahnya menjadi lebih masam (Kartasapoetra,
1991).
Pemberian kapur
menaikkan kadar pH, kadar Ca, dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al,
kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur
yang menyebabkan sifat dan cirri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman
(padi, jagung, kedelai, kacang tanah). Tanah- tanah yang pengapurnya berlebihan
menimbulkan masalah- masalah yang merugikan yang berhubungan dengan definisi
seng, besi, boron, dan tembaga atau meningkatkan molibaenum (Bailey, 1986).
Kandungan dari
pertukaran aluminium sangat tergantung pada pH: polimerisasi dari Al(OH)3
meningkat bersama peningkatan pH dan jumlah pertukaran menurut sebagai
hasilnya, meskipun jumlah seluruh Al dalam tanah tidak perlu diubah. Walaupun
pengukuran pH pada kenyataannya tidak cukup akurat, kemunduran antara
pertukaran aluminium dan pH KCl yang diperhitungkan untuk beberapa jenis tanah
(Buurman, 1980).
B. Profil Tanah
Profil tanah adalah
urutan susunan horison yang tampak dalam anatomi tubuh tanah. Profil tanah
mempunyai tebal yang berlainan, mulai dari yang setipis selaput sampai setebal
10 m. Pada umumnya tanah makin tipis makin mendekati kutub dan makin tebal
makin mendekati khatulistiwa (Darmawijaya, 1990).
Tanah terdiri dari
beberapa lapisan. Lapisan-lapisan itu terjadi karena dua hal yaitu adanya
pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air dan yang kedua adalah karena
proses pembentukan tanah. Proses pembentukan tanah ini dimulai dari proses
pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah yang diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan
tekstur tanah, pemindahan bagian-bagian tanah dari bagian atas ke bagian bawah
dan berbagai proses lain yang dapat mengasilkan horison-horison tanah (Sarwono,
1987).
Horison tanah
digambarkan dalam profil, secara vertikal dan berhubungan satu sama lain.
Kadang-kadang batas dua horison sangat jelas dan dapat dikenali dengan sangat
baik, sehingga tidak menimbulkan keraguan dan salah paham (Abdullah, 1993).
Dapat dikatakan
semua profil tanah memperlihatkan perubahan warna dari suatu horison ke horison
berikutnya. Tampaknya ini paling nyata dalam tanah matang. Dalam tanah muda waktu
belum mencukupi untuk menghasilkan deferensiasi horison. Dalam tanah sangat tua
deferensiasi horison menghilang karena perlindian dan pelapukan yang telah
sangat berlanjut yang cenderung menyama ratakan tampakan diseluruh profil
(Notohadiprawiro, 1998).
Alfisol merupakan orde
yang dicirikan oleh adanya horison ariglik dan mempunyai kejenuhan basa yang
tinggi. Urutan proses pembentukan tanah meliputi pencucian karbonat, pencucian
besi, pembentukan epipedon ochric (horison A1), pembentukan horison Aloik dan
pengendapan Argilan (Buckman, 1982).
C. Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah
adalah sifat yang bertanggung jawab atas peredaran udara, bahang, air, dan zat
terlarut dalam tanah. Sifat ini sangat beragam dalam tanah tropika, termasuk
beberapa yang tidak dikenal di wilayah iklim sedang. Banyak sekali tanah
ultisol dan alfisol mudah sekali terkena pengikisan karena perubahan tekstur
yang tajam. Beberapa sifat fisika tanah dapat dan memang berubah karena
penggarapan tanah. Banyak sifat tanah membusuk akibat pengolahan, membuat tanah
menjadi kurang lulus air, dan lebih mudah karena limpasan dan pengikisan
(Sanchez, 1992).
Tekstur tanah adalah
kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada perabaan berkenaan dengan
perbandingan berat antar fraksi tanah. Jadi, tekstur adalah ungkapan agihan
besar zarah tanah atau proporsi nisbi fraksi tanah. Dalam hal fraksi lempung
merajai dibandingkan dengan fraksi debu dan pasir, tanah dikatakan bertekstur
halus atau lempungan. Oleh karena tanah bertekstur halus sering bersifat berat
diolah karena sangat sulit dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering,
tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat
(Notohadiprawiro, 1998).
Tanah bertekstur halus
didominasi oleh liat, sehingga memiliki permukaan yang lebih luas bila
dibandingkan dengan yang bertekstur kasar, sehingga kapasitas absorbsi unsur
hara lebih banyak dan lebih subur. Mikropouse pada tanah bertekstur halus
sebagai retensi air, dan makropouse pada tanah bertekstur kasar mempunyai
fungsi sebagai gerakan udara dan air (Sutarman, 1993).
Tekstur tanah
menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah, teristimewa tekstur merupakan
perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat atau kelompok partikel lain
yang ukurannya lebih kecil dari kerikil (diameter kurang dari 2 mm). pada
beberapa jenis tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan tanah yang
ada juga mempengaruhi
penggunaan
tanah (Foth, 1994).
Kriteria untuk
perbedaan antara tanah dengan dan tanpa tekstur horison B seharusnya elastis,
terstruktur, dan terdrainase. Tanah yang dapat ditembus air dan memiliki
struktur yang lemah dan kulit lempung yang lemah tidak seharusnyadigolongkan
pada tanah Podsol Merah- Kuning kecuali perbedaan dalam tekstur antara permukaan
dan horison bawah permukaan sangat kasar yang menghalangi pertumbuhan akar
(Buurman, 1980).
Bahan organik yang
ditambahkan ke dalam tanah tidak hanya menyediakan unsur hara bagi tanaman,
tetapi juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik berperan sangat
penting di dalam menciptakan struktur tanah yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman, meningkatkan kemampuan tanah menahan air, meningkatkan kapasitas
infiltrasi dan stabilitas agregat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan
aliran permukaan dan erosi (Sukarno, 1995).
Konsistensi adalah
ketahanan tanah terhadap kepecahan yang ditentukan oleh sifat-sifat kohesif dan
adhesif seluruh massa tanah. Jika struktur berkaitan dengan bentuk, ukuran dan
kebedaan agregat tanah alami, konsistensi berkaitan dengan kekuatan dan gaya
antar partikel . konsistensi itu penting untuk proses pembajakan (Soenartono,
1978)
Alfisol pada umumnya
berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari
bergelombang hingga teroreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus,
drainasenya baik. Jeluk tanah dangkal hingga dalam (Buckman, 1982).
Pada umumnya warna
tanah mempunyai hubungan dengan oksida-besi yang terhidratasi relatif tidak
stabil dalam keadaan lembab, maka warna merah biasanya menunjukkan drainase dan
aerasi yang baik. Tanah merah sekali biasanya terdapat di permukaan yang
cembung (convex) terletak di atas batuan permeabel. Meskipun demikian, ada pula
tanah-tanah merah yang berasal dari bahan induknya (Darmawijaya, 1990).
Tekstur tanah adalah susunan
relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm-5 mikrometer,
debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer.
Untuk keperluan pemeliharaan ada 13 kelas tekstur tanah yaitu : pasir, debu,
liat, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung
berliat, lempung liat berpasir, lempung dan liat berdebu.
Pembagian itu kemudian
disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar,
lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat sangat halus.
Penetapan tektur tanah secara
garis besar dibagi dua yaitu :
penetapan dilapang dan penetapan
dilaboratorium. Penetapan lapang dilakukan dengan membasahi tanah kering
atau lembab, kemudian dispirit diantara ibu jari dan telunjuk sehingga
membentuk pita lembab sambil di perhatikan adanya rasa kasar atau licin.
penetapan tekstur tanah
dilaboratorium, ada melalui tiga tahapan dalam analisis ukuran artikel yaitu
menghilangkan bahan-bahan pengikat tanah, dispersikan kimiawi partikel-partikel
tanah dan pecahan. Untuk dapat mengerti dan memahami juga mempelajari
tekstur tanah, maka dilakukan praktikum mengenal tekstur tanah.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi
jumlah air. Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka
semakin banyak ruang pori pori diantara partikel partikel tanah tersebut,
sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah. Dan menyebabkan tanah
menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi mengikat air,
sehingga persentase liat dan debu tinggi, dan kadar airnya pun tinggi. Hukum
”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yang lunak
dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas
terhadap diameternya jika dicobakan dengan kekuatan lapang yang diketahui. Bila
dihubungkan dengan antara hukum stokes dengan tekstur tanah yakni debu, liat,
dan pasir, terdapat perbedaan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan
elemen-elemen tanaman yang esensial atau kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan
kandungan liat tinggi cendrung mempunyai kapasitas yang tinggi, menahan air
maupun unsur hara yang tersedia.
Tanah yang baik untuk tanaman
adalah tanah Inceptisol, karena tanah ini mengandung bahan organic dan unsur
hara yang cukup tinggi sehingga tanaman menjadi subur. Sedangkan tanah Ultisol
merupakan tanah yang miskin unsur hara maupun bahan organik. Selain itu tanah
ini juga mempunyai akumulasi liat pada horizon bawah permukaan tanah, sehingga
mengurangi daya serap air dan meningkatkan aliran permukaan serta aerasi
tanah.Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungan dengan air dan
udara. Kemampuan tanah untuk menyimpan air di antara hujan yang terjadi
menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies
apa yang tumbuh dalam sebuah hutan kecepatan tumbuhnya.
Tekstur tanah memiliki efek bagi
pengolahan tanah, kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan
kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena
dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya.
. PEMBAHASAN
Tekstur tanah menunjukan kasar
atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan
relatif pasir debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil
dari kerikil (diameternya < 2 mm). Pada beberapa tanah, kerikil, batu, dan
batuan induk dari lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tekstur dan
mempengaruhi penggunaan tanah.
Tekstur tanah merupakan ukuran
relatif partikel tanah yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah.
Atau tekstur tanah adalah perbandingan relatif pasir, debu dan liat, laju dan
berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbungan
tanaman, diatur oleh tekstur, karena menentukan jumlah permukaan tempat
terjadinya reaksi.
Ciri-ciri tanah Ultisol adalah
sebagai berikut:
pH rendah
Daya simpan air terbatas
Kedalaman efektif terbatas
Derajat agregasi rendah dan
kemantapan agregat rendah
Adanya peningkatan fraksi
Pada percobaan penetapan tekstur
tanah dilakukan di laboratorium. Kelebihan pepetapan tekstur tanah di
laboratorium adalah lebih akurat melalui percobaan dan perhitungan yang tepat
dan dengan catatan tidak ada tekstur pengganggu. Selain itu keunggulan dari
penetapan di laboratorium yaitu pisahan pasir, debu, dan liat dapat diukur.
Sedangkan kelemahannya adalah lebih banyak menggunakan peralatan dan
faktor-faktor pengganggunya harus diminimalisir agar mendapat hasil yang lebih
akurat. Dan kelemahan lain yaitu memerlukan kelebihan yang tinggi dan kurang
praktis dilakukan.
Dan kelebihan penetapan di lapang
antaranya adalah lebih sederhana dan lebih menghemat waktu, karena bisa
dilakukan secara langsung tanpa mengunakan alat-alat dan lebih mudah
dilaksanakan. Sedangkan kelemahannya adalah hasilnya tidak akurat, dan tidak bisa
tepat karena hanya menggunakan metode mengira-ngira.
Pada percobaan ini didapat
tekstur tanah dari masing-masing contoh tanah. Contoh tanah yang digunakan
adalah tanah di daerah gedung meneng dan gading rejo. Berdasarkan penetapan
tekstur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, tanah pada daerah gedung
meneng teksturnya adalah lempgn berpasir, sedangkan contoh tanah pada daerah
gading rejo adalah lempung berliat.
Dari contoh tanah tersebut tanah
yang paling baik digunakan untuk pertanian adalah tanah dari daerah gading
rejo. Hal ini dikarenakan tanah tersebut mengandung bahan organik dan undur
hara tinggi sedangkan daerah gedung meneng erupakan tanah yang kurang kaya akan
unsur hara maupun organik.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi
jumlah air. Semakin tinggi persentasi pasir dalam tanah maka
semakin banyak ruang pori pori diantara partikel partikel tanah tersebut,
sehingga kadar air dalam tanah menjadi rendah. Dan menyebabkan tanah
menjadi tidak subur. Liat dan debu memiliki kemampuan yang tinggi mengikat air,
sehingga persentase liat dan debu tinggi, dan kadar airnya pun tinggi. Hukum
”stokes” menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yang lunak
dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas
terhadap diameternya jika dicobakan dengan kekuatan lapang yang diketahui. Bila
dihubungkan dengan antara hukum stokes dengan tekstur tanah yakni debu, liat,
dan pasir, terdapat perbedaan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan
elemen-elemen tanaman yang esensial atau kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan
kandungan liat tinggi cendrung mempunyai kapasitas yang tinggi, menahan air
maupun unsur hara yang tersedia.
Tanah yang baik untuk tanaman
adalah tanah Inceptisol, karena tanah ini mengandung bahan organic dan unsur
hara yang cukup tinggi sehingga tanaman menjadi subur. Sedangkan tanah Ultisol
merupakan tanah yang miskin unsur hara maupun bahan organik. Selain itu tanah
ini juga mempunyai akumulasi liat pada horizon bawah permukaan tanah, sehingga
mengurangi daya serap air dan meningkatkan aliran permukaan serta aerasi
tanah.Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungan dengan air dan
udara. Kemampuan tanah untuk menyimpan air di antara hujan yang terjadi
menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies
apa yang tumbuh dalam sebuah hutan kecepatan tumbuhnya.
Tekstur tanah memiliki efek bagi
pengolahan tanah, kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Dalam pengelolaan
kesuburan tanah, penetapan tekstur tanah sangat perlu untuk dilakukan, karena
dapat memberikan gambaran yang luas mengenai sifat-sifat tanah lainnya.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat
dari percobaan yang telah dilakukan adalah :
1. Penetapan
tekstur tanah dapat dilakukan dalam dua cara yaitu penetapan tekstur tanah
menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur tanah di laboratorium
2. Tekstur
tanah pada penetapan tekstur tanah dilaboratorium diperoleh tekstur lempung
berliat pada tanah inceptisol. Sedangkan pada tanah ultisol adalah lempung
berpasir
3. Jenis
tanah yang baik untuk pertanian adalah tanah inceptisol, karena mengandung
unsur hara dan bahan organik yang banyak
4. Kelebihan
penetapan tekstur tanah dilaboratorium adalah lebih akurat. Sedangkan dilapang
adalah lebih sederhana dan hemat waktu.
5. Berdasarakan
hasil percobaan, tekstur tanah untuk gedung meneng adalah lempung berpasir,
sedangkan tekstur tanah untuk contoh tanah gading rejo adalah lempung berliat.
6. Persentase
(%) susunan relatif tanah gading rejo adalah pasir 41%, debu 23% dan liat 36%.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.
1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Foth, H.D. 1998. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hakim,dkk. 1986. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung: Lampungl.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu
Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. PT. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Ganesha
Tanah. CV. Rajawali: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar